Pada dasarnya ada beberapa tipe antenna yang biasa digunakan untuk operasional jaringan wireless Internet, diantaranya:
- Antenna Omnidirectional, biasanya digunakan pada Akses Point untuk memberikan akses Internet pada WARNET dalam radius 360 derajat.
- Antenna Sectoral, biasanya digunakan pada Akses Point untuk memberikan akses Internet pada WARNET atau pelanggan dalam radius tertentu, biasanya 90 derajat, 120 derajat dan 180 derajat.
- Antenna directional (pengarah), biasanya diletakan di WARNET untuk mengarahkan sambungan langsung ke Akses Point.
Instalasi antenna WLAN tersebut tidak seperti yang banyak digunakan oleh rekan-rekan WARNET yang menggunakan tower yang tinggi yang banyak menghabiskan biaya. Perhitungan Line Of Sight (LOS) menjadi penting untuk mengetahui apakah posisi Antenna sudah baik atau belum. Menurut perhitungan seharusnya antenna di letakan pada tower ketinggian sekitar 10 meter-an.
Kabel Coaxial sebagai penghubung Antenna Wireless
Kabel coax adalah kabel yang digunakan untuk menghubungkan antenna dengan peralatan pemancar atau penerima. Kabel ini mempunyai impedansi spesifik, yang digunakan dalam wireless LAN adalah kabel coax yang memiliki impedansi 50 ohm.
Konektor Antenna Wireless
Sambungan antara peralatan WLAN, coax & antenna menjadi sangat penting artinya karena konektor merupakan peredam daya jika instalasinya kurang baik. Paling tidak konektor yang baik akan memakan daya sekitar 0.3-0.5 dB. Konektor N & SMA yang di rancang untuk bekerja pada frekuensi tinggi. Ada beberapa tipe konektor yang digunakan untuk instalasi WLAN, yaitu:
N-Female biasanya digunakan pada sisi antenna atau anti petir.
N-male sambungan di kabel coax yang akan menghubungkan ke antenna.
Konektor SMA male Right Hand Polarization biasanya dihubungkan ke kabel coax kecil (pig tail) untuk dihubungkan ke konektor pada card WLAN.
Konektor SMA female right hand polarization biasanya terpasang pada card WLAN.
Untuk menyambungkan card WLAN yang terpasang konektor SMA untuk coax kecil, ke kabel coax LMR atau Heliax yang diameter-nya lebih besar. Biasanya dibuatkan kabel penghubung dengan konektor yang berbeda (N & SMA). Kabel ini di kenal sebagai pig tail.
Grounding System Wireless Antenna
Pada dasarnya ada tiga (3) jenis grounding system, yaitu:
- Safety ground, ini untuk daya listrik berteganggan tinggi (PLN)
- Lightning ground, ini untuk menyalurkan petir ke tanah.
- RF ground, ini untuk grounding sinyal RF (radio).
RF Grounding system terutama dibutuhkan untuk antenna omnidirectional atau sectoral. Untuk antenna directional biasanya tidak dibutuhkan, karena salah satu bagian dari antenna directional telah menjadi RF ground itu sendiri. RF ground dapat dibuat dari beberapa kabel radial di tanah yang di sambungkan ke ground coax.
Lightning Ground secara detail dapat dilihat di http://www.arrl.org/tis/info/lightning.html. Beberapa rekan biasanya menggunakan air di sumur bor sebagai ground yang baik. Intinya, kita harus menyediakan tempat dengan resistansi yang paling rendah bagi petir agar masuk ke jalur yang kita sediakan. Tentunya dengan adanya lightning ground ini maka diperlukan peralatan anti-petir di hubungkan ke kabel coax yang kita gunakan agar bisa menyalurkan petir ke lightning ground.
Polarisasi Antenna
Dalam dunia elektromagnetik sinyal / gelombang radio dapat merambat di udara dengan dua polarisasi yang saling tegak lurus tergantung jenis medan yang di tumpanginya, medan listrik atau medan magnit.
Menggunakan polarisasi antenna yang tepat akan memungkinkan kita untuk:
- Meningkatkan isolasi terhadap sumber sintal yang tidak di inginkan. Diskriminasi oleh cros polarisasi (x-pol) biasanya sekitar 25 dB.
- Meredam interferensi.
- Mendefinisikan wilayah / daerah yang di cover (di servis).
Antenna Omnidirectional
Antenna omnidirectional di rancang untuk memberikan servis dalam radius 360 derajat dari titik lokasi. Sangat cocok untuk Akses Point untuk memberikan servis bagi WARNET sekitarnya dalam jarak dekat 1-4 km-an. Antenna jenis ini biasanya menpunyai Gain rendah 3-10 dBi.
Gambar pola radiasi antenna omnidirectional. Potongan medan horizontal memperlihatkan radiasi yang hampir berbentuk lingkaran 360 derajat.
Potongan medan vertikal memperlihatkan penampang yang medan yang sangat tipis pada sumbu vertikal. Hal ini berarti hanya statiun-stasiun yang berada di muka antenna saja yang akan memperoleh sinyal yang kuat, stasiun yang berada di atas antenna akan sulit memperoleh sinyal.
Antenna Sectoral
Antenna sektoral seperti hal-nya Antenna Omnidirectional mempunyai polarisasi vertikal & dirancang untuk digunakan pada base stasion (BTS) tempat Akses Point berada.
Berbeda dengan antenna omnidirectional yang dapat memberikan servis dalam jangkauan 360 derajat. Antenna sektoral hanya memberikan servis pada wilayah / sektor yang terbatas. Biasanya 45-180 derajat saja. Keuntungan yang diperoleh dengan membatasi wilayah servis tersebut, antenna sektoral mempunyai gain yang lebih besar daripada antenna omnidirectional. Biasanya antenna sektoral mempunyai gain antara 10-19 dBi.
Antenna Drectional
Antenna Directional secara umum ada dua jenis, yaitu:
- Yagi
- Parabola
Menggunakan antenna 24dBi untuk jarak dekat tidaklah effektif. Saran bagi para pengguna WLAN, sebaiknya di gunakan antenna dengan gain secukupnya supaya reliabilitas tetap tinggi dari gangguan mekanik, seperti antenna tergeser dll.
No comments:
Post a Comment